Pengertian Interaksi Sosial
Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan interaksi dengan : hal saling
melakukan aksi; berhubungan; mempengaruhi; antarhubungan. Dalam hal ini
interaksi sosial bisa diartikan suatu hubungan antara dua orang atau lebih yang
saling mempengaruhi satu sama lain.
Adapun
para ahli berpendapat mengenai interaksi sosial sebagai berikut :
1.
H. Boner
Interaksi
sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia, dimana
setiap individu satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki sikap individu
lain atau sebaliknya.
2.
John Lewis Gillin dan John Philip Gillin
Interaksi
sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara
orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia maupun antara orang
perorangan dengan kelompok manusia.
3.
Bimo Walgito
Interaksi
sosial adalah hubungan antara individu satu dengan individu lain, individu satu
dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya sehingga terdapat
hubungan yang saling timbal balik.
4.
Sarwono dan Meinarno
Interaksi
sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara individu
dengan individu lain, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok
lain.
5.
D. Hendropuspito
Interaksi
sosial adalah hubungan sosial dinamis yang menyangkut hubungan antara individu
dengan individu, antara kelompok dengan kelompok, dan antara individu dengan
kelompok.
Syarat Interaksi Sosial
Soerjono
Soekanto menyatakan interaksi sosial bisa terjadi apabila ada 2 hal, yakni :
a.
Kontak Sosial
Kontak
memiliki arti hubungan satu dengan yang lain, maka kontak sosial bisa diartikan
sebagai hubungan antara dua pihak yang saling bereaksi satu sama lain. Kontak sosial
dapat terjadi melalui kontak sosial langsung dan kontak sosial tak langsung. Contoh
kontak sosial langsung adalah orang yang saling bersalaman atau menyapa,
sementara contoh kontak sosial tak langsung adalah obrolan yang dilakukan
melalui aplikasi WhatsApp. Kontak sosial dapat terjadi dalam bentuk, antara
orang perorangan, perorangan dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.
b.
Komunikasi
Komunikasi
adalah pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih dengan
tujuan pihak penerima pesan mengerti maksud pesan yang disampaikan pengirim
pesan. Dalam komunikasi pesan harus
disampaikan menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh kedua belah pihak.
Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial
a.
Faktor Imitasi
Faktor
imitasi adalah dorongan untuk cenderung mencontek orang lain atau kelompok. Contohnya
anak kecil yang cenderung mencontoh sikap orang tuanya.
b.
Faktor Sugesti
Sugesti
adalah pengaruh yang dapat menggerakkan hati orang. Faktor sugesti berlangsung
apabila seseorang memberi suatu pandangan yang datang dari diri sendiri
kemudian diterima oleh pihak lain secara emosi.
c.
Faktor Identifikasi
Identifikasi
merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk
menjadi sama dengan orang lain.
d.
Faktor Simpati
Simpati
adalah kemampuan untuk merasakan diri seolah-olah dalam keadaan yang sama
dengan orang lain dan ikut merasakan apa yang dilakukan, dialami atau diderita.
Bentuk Interaksi Sosial
a. Proses-Proses Asosiasi
1.Akomodasi,
suatu proses penyesuaian aktivitas-aktivitas seorang atau kelompok yang berbeda
pikiran menjadi sejalan. Akomodasi terdapat beberapa metode seperti : kompromi,
peradilan, toleransi, dan lain sebagainya.
2.
Asimilasi, proses dan bertingkah laku dalam pembentukan persamaan sikap,
pandangan, kebiasaan, pikiran dan tindakan seseorang atau kelompok menjadi satu
pikiran atau tindakan,
3.
Akulturasi, proses perpaduan dua atau lebih kebudayaan sehingga terbentuk
kebudayaan baru dalam suatu kelompok masyarakat.
4.
Kerja sama, usaha bersama antara perorangan atau kelompok dengan kelompok untuk
mencapai suatu tujuan yang sama.
b. Proses-Proses Disosiasi
1.
Kompetisi, suatu persaingan yang terjadi antara dua atau lebih perorangan
maupun kelompok dalam mencapai tujuan tertentu.
2.
Kontravensi, suatu sikap sosial yang dilandasi atas rasa ketidakpercayaan pada
individu atau kelompok sosial masyarakat. Sikap ini kemudian menjadi acuan
untuk proses pemberontakan dan menyampingkan kepentingan perdamaian.
3.
Konflik, perselisihan antara individu atau kelompok karena adanya perbedaan
tentang suatu masalah maupun penyelesaiannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar