Pengertian Anggaran Variabel
Anggaran variabel
adalah rincian rencana biaya yang disusun dan menunjukkan bagaimana
masing-masing biaya akan berubah dengan perubahan volume produksi. Anggaran
variabel menyatakan hubungan antara volume produksi dengan biaya dalam suatu
relevant range volume tertentu.
Relevant range adalah
suatu interval yang menjadi batas berlakunya anggaran variabel yang akan
disusun. Interval tersebut perlu ditetapkan karena biaya dalam jangka panjang
juga berubah. Anggaran variabel adalah anggaran yang dapat berubah-ubah sesuai
dengan volume produksinya. Semakin besar volume produksi maka besar pula biaya
variabel yang dikeluarkan perusahaan dan begitu juga sebaliknya.
Tujuan Anggaran Variabel
Anggaran variabel
disusun dengan tujuan utama untuk mengidentifikasi bagaimana dan sampai sejauh
mana masing-masing elemen biaya dipengaruhi oleh volume produksi. Anggaran
variabel menjadi pedoman bagaimana setiap elemen biaya yang akan berubah
berhubungan dengan perubahan volume produksi. Anggaran variabel didasari oleh
konsep “Variabilitas Biaya” yang menyatakan bahwa biaya dapat dikaitkan dengan
output/kegiatan perusahaan, dan apabila hubungannya sedemikian rupa, maka biaya
pada dasarnya merupakan fungsi dari 2 faktor yakni waktu dan output.
Metode Variabilitas Biaya
a. Metode Perkiraan langsung
Metode perkiraan
langsung adalah metode yang sering digunakan dalam prakteknya karena sederhana,
praktis, dan tidak memerlukan perhitungan matematis. Ada 2 variasi menentukan
variabilitas biaya dalam metode ini, yakni :
1. Pengamatan langsung
oleh pihak yang terlibat dan bertanggung jawab pada proses produksi tersebut,
sehingga pihak tadi bisa memperkirakan besaran biayanya.
2.
Diperkirakan/analisis langsung data historis dan kebijakan Manajer yang
bersangkutan. Biasanya pendekatan analisis berdasarkan estimasi biaya yang
dibuat melalui pemeriksaan perubahan biaya yang dibuat melalui pemeriksaan
perubahan biaya pada masa lalu.
b. Metode Titik Tertinggi dan Terendah
Dalam metode titik
tertinggi dan terendah untuk memperkirakan biaya dilakukan dengan cara
membandingkan biaya pada aktivitas tertinggi (maksimum) dengan aktivitas
terendah (minimum).
Contoh :
Perusahaan Atla
memiliki rincian biaya rekening listrik dalam 4 triwulan terakhir pada tahun
2021 sebagai berikut :
Perhitungan biaya variabel per KWH
Total biaya anggaran
listrik = 2.617.390,00
+ 1.884,06X
Dimana X untuk besaran KWH
c. Metode Korelasi
Metode variabilitas korelasi ini menggunakan
fungsi matematis dibuat berdasarkan antara 2 variabel, yakni variabel Y (Biaya)
dan variabel X (satuan kegiatan). Rumus variabilitas metode korelasi :
Contoh :
Berikut data biaya produksi perusahaan OKE dalam
7 bulan terakhir :
Tentukan besarnya biaya variable dan tetapperbulannya
dan apabila bulan selanjutnya unit yang diproduksi 760 maka berapa perkiraan
biayanya !
Penyelesaian :
9.165 = 7a + 5.010b à
x 5.010
6.565.250 = 5.010a + 3.588.950 b àx 7
45.916.650 = 35.070a + 25.100.100b
45.956.750 = 35.070a + 25.122.650b _
-40.100 = -22.550b
b =1,778
a dihitung dari
mensubtitusikan nilai b ke dalam salah satu persamaan dan diperoleh 36,75.
Maka, Y = 36,75 +
1,778X
Artinya biaya tetap per
bulan Rp 36,75 dan biaya variabelnya Rp 1,778
Apabila bulan
selanjutnya unit yang diproduksi sebanyak 760 mana perkiraan biayanya,
Y = 36,75 + 1,778(760)
= 1.338
Bentuk Anggaran
Variabel
Anggaran variabel dapat
disajikan dengan 3 macam bentuk, yakni :
1. Bentuk tabel
2. Bentuk formula
3. Bentuk grafik
Contoh :
PT Arthara menyusun
anggaran variabel untuk bagian produksinya. Bagian ini menggunakan mesin-mesin
sehingga satuan kegiatan yang dipilih adalah DMH (Direct Machine Hour/Jam mesin
langsung). Berikut rincian biayanya dalam 1 tahun mendatang (2020),
1. Gaji pengawas
dianggarkan sebesar Rp 120.000.000,00
2. Biaya penyusutan Rp
20.000.000,00
3. Biaya bahan penolong
dan pembangkit tenaga atas dasar DMH (x) :
- Biaya bahan penolong à
Y = 0 + 280X
- Biaya pembangkit
tenaga à
Y = 0 + 220X
Tahun mendatang bahan
penolong direncanakan turun 5% sedangkan pembangkit tenaga naik 5%.
4. PBB tahun ini Rp
1.260.000,00 tahun depan diperkirakan naik 12,5%.
5. Gaji dan upah TKTL
pada bagian ini untuk tahun depan dianggarkan Rp 42.000.000,00- pada kegiatan
100.000 DMH dan Rp 36.000.000,00 pada kegiatan 80.000 DMH.
6. Biaya pemeliharaan
mesin-mesin produksi dianggarkan Rp 20.000.000,00 pada kegiatan maksimum dan Rp
17.000.000,00 pada kegiatan minimum
7. Biaya TKL yang
dianggarkan 0,2 jam per 1 DMH dengan tariff rata-rata Rp 2.400,00/jam
8. Biaya bahan baku
dianggarkan SUR = 1,5 kg per unit produksi dengan harga Rp 2.700,00/kg. pada
anggaran 100.000 DMH produksi yang dianggarkan untuk 1 DMH sebanyak 2,5 unit
9. Biaya produksi
lainnya pada tahun depan unsure tetapnya Rp 5.076.000,00 dan unsure variabelnya
Rp 80,75
Buatlah anggaran
variabelnya dalam bentuk formula, tabel, dan grafik!
Penyelesaian :
Perhitungan penyusunan
anggaran tahun 2020 pada relevant range 80.000-100.000 DMH sebagai berikut,
1. Gaji pengawas Rp
120.000.000,00 (biaya tetap)
2. Biaya penyusutan Rp
20.000.000,00 (biaya tetap)
3. Biaya bahan penolong
dan pembangkit tenaga
Biaya bahan penolong
pada 3 tingkat kegiatan :
80.000 DMH à
95% x (Rp 280 x 80.000) = Rp 21.280.000,00
90.000 DMH à
95% x (Rp 280 x 90.000) = Rp 23.940.000,00
100.000 DMH à
95% x (Rp 280 x 100.000) = Rp 26.600.000,00
Biaya variabelnya à
95% x Rp 280 = Rp 266,00
Biaya pembangkit tenaga
pada 3 tingkat kegiatan :
80.000 DMH = 105% x (Rp
220 x 80.000) = Rp 18.480.000,00
90.000 DMH = 105% x (Rp
220 x 90.000) = Rp 20.790.000,00
100.000 DMH = 105% x
(Rp 220 x 100.000) = Rp 23.100.000
Biaya variabelnya à
105% x Rp 220 = Rp 231,00
4. PBB naik 12,5%, maka
besarnya PBB untuk 2020, 112,5% x Rp 1.260.000,00 = Rp 1.417.500,00
5. Gaji dan TKTL
Pada tingkat kegiatan
100.000 DMH
Total biaya = Rp
42.000.000,00
Unsur VCà100.000
x Rp 300,00 = Rp 30.000.000,00 _
Unsur FC Rp 12.000.000,00
Jadi persamaan biayanya
untuk Gaji dan TKTL adalah Y = 12.000.000 + 300X
Pada tingkat kegiatan
90.000 DMH besarnya biayanya = Rp 12.000.000 + (Rp 300 x 90.000) = Rp
39.000.000,00
6. Biaya pemeliharaan
mesin-mesin produksi,
Pada kegiatan maksimum à
100.000 DMH = Rp 20.000.000,00
Pada kegiatan minimum à 80.000 DMH = Rp 17.000.000,00 _
20.000 DMH = Rp 3.000.000,00
Pada tingkat kegiatan
100.000 DMH
Total Biaya = Rp
20.000.000,00
Unsur VC à
100.000 x Rp 150,00 = Rp
15.000.000,00 _
Unsur FC = Rp
5.000.000,00
Jadi persamaan biayanya
untuk pemeliharaan mesin-mesin adalah Y = 5.000.000 + 150X
Pada tingkat kegiatan
90.000 DMH besarnya biayanya = Rp 5.000.000 + (Rp 150 x 90.000) = Rp
18.500.000,00
7. Biaya TKL pada
tingkat 3 kegiatan
80.000 DMH à
(0,2 jam x 80.000) x Rp 2.400,00 = Rp 38.400.000,00
90.000 DMH à
(0,2 jam x 90.000) x Rp 2.400,00 = Rp 43.200.000,00
100.000 DMH à
(0,2 jam x 100.000) x Rp 2.400 = Rp 48.000.000,00
Y = 0,2 x 2.400X = 480X
8. Biaya bahan baku
pada 3 tingkat kegiatan,
80.000 DMH à
(2,5 x 1,5 x 80.000) x Rp 2.700 = Rp 810.000.000,00
90.000 DMH à
(2,5 x 1,5 x 90.000) x Rp 2.700 = Rp 912.250.000,00
100.000 DMH à
(2,5 x 1,5 x 100.000) x Rp 2.700 = Rp 1.012.500.00,00
Y = 2,5 x 1,5 x 2.700X
= 10.125X
9. Biaya produksi
lainnya pada tingkat 3 kegiatan,
80.000 DMH
FC = Rp
5.076.000,00
VCà80,75
x 80.000 = Rp 6.460.000,00
Jumlah = Rp
11.536.000,00
90.000 DMH
FC = Rp
5.076.000,00
VCà80,75
x 90.000 = Rp 7.267.500,00
+
Jumlah = Rp
12.343.500,00
100.000 DMH
FC = Rp
5.076.000,00
VCà80,75
x 100.000 = Rp 8.075.000,00
+
Jumlah = Rp
13.151.000,00
Anggaran variabel
bentuk formula
PT
Arthara
Anggaran
Variabel Bagian Produksi
Tahun
2020
Jadi formulasi biaya produksi PT Arthara untuk tahun 2020 adalah
Y = 163.493.500 + 11.632,75X
Anggaran variabel bentuk tabel
PT
Arthara
Anggaran
Variabel Bagian Produksi
Tahun
2020
Anggaran variabel bentuk grafik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar