Tempatnya Berbagai Info Penulis

Senin, 18 Januari 2021

Pengertian, Tujuan, Metode dan Bentuk Anggaran Variabel

Pengertian Anggaran Variabel

Anggaran variabel adalah rincian rencana biaya yang disusun dan menunjukkan bagaimana masing-masing biaya akan berubah dengan perubahan volume produksi. Anggaran variabel menyatakan hubungan antara volume produksi dengan biaya dalam suatu relevant range volume tertentu.

Relevant range adalah suatu interval yang menjadi batas berlakunya anggaran variabel yang akan disusun. Interval tersebut perlu ditetapkan karena biaya dalam jangka panjang juga berubah. Anggaran variabel adalah anggaran yang dapat berubah-ubah sesuai dengan volume produksinya. Semakin besar volume produksi maka besar pula biaya variabel yang dikeluarkan perusahaan dan begitu juga sebaliknya.

Tujuan Anggaran Variabel

Anggaran variabel disusun dengan tujuan utama untuk mengidentifikasi bagaimana dan sampai sejauh mana masing-masing elemen biaya dipengaruhi oleh volume produksi. Anggaran variabel menjadi pedoman bagaimana setiap elemen biaya yang akan berubah berhubungan dengan perubahan volume produksi. Anggaran variabel didasari oleh konsep “Variabilitas Biaya” yang menyatakan bahwa biaya dapat dikaitkan dengan output/kegiatan perusahaan, dan apabila hubungannya sedemikian rupa, maka biaya pada dasarnya merupakan fungsi dari 2 faktor yakni waktu dan output.

Metode Variabilitas Biaya

a. Metode Perkiraan langsung

Metode perkiraan langsung adalah metode yang sering digunakan dalam prakteknya karena sederhana, praktis, dan tidak memerlukan perhitungan matematis. Ada 2 variasi menentukan variabilitas biaya dalam metode ini, yakni :

1. Pengamatan langsung oleh pihak yang terlibat dan bertanggung jawab pada proses produksi tersebut, sehingga pihak tadi bisa memperkirakan besaran biayanya.

2. Diperkirakan/analisis langsung data historis dan kebijakan Manajer yang bersangkutan. Biasanya pendekatan analisis berdasarkan estimasi biaya yang dibuat melalui pemeriksaan perubahan biaya yang dibuat melalui pemeriksaan perubahan biaya pada masa lalu.

b. Metode Titik Tertinggi dan Terendah

Dalam metode titik tertinggi dan terendah untuk memperkirakan biaya dilakukan dengan cara membandingkan biaya pada aktivitas tertinggi (maksimum) dengan aktivitas terendah (minimum).

Contoh :

Perusahaan Atla memiliki rincian biaya rekening listrik dalam 4 triwulan terakhir pada tahun 2021 sebagai berikut :


Perhitungan biaya variabel per KWH

Total biaya anggaran listrik = 2.617.390,00 + 1.884,06X

Dimana X untuk besaran KWH

c. Metode Korelasi

Metode variabilitas korelasi ini menggunakan fungsi matematis dibuat berdasarkan antara 2 variabel, yakni variabel Y (Biaya) dan variabel X (satuan kegiatan). Rumus variabilitas metode korelasi :






Contoh :

Berikut data biaya produksi perusahaan OKE dalam 7 bulan terakhir :

Tentukan besarnya biaya variable dan tetapperbulannya dan apabila bulan selanjutnya unit yang diproduksi 760 maka berapa perkiraan biayanya !

Penyelesaian :






9.165               = 7a + 5.010b                          à x 5.010      

6.565.250        = 5.010a + 3.588.950 b           àx 7

45.916.650      = 35.070a + 25.100.100b

45.956.750      = 35.070a + 25.122.650b  _

-40.100            = -22.550b

b                      =1,778

a dihitung dari mensubtitusikan nilai b ke dalam salah satu persamaan dan diperoleh 36,75.

Maka, Y = 36,75 + 1,778X

Artinya biaya tetap per bulan Rp 36,75 dan biaya variabelnya Rp 1,778

Apabila bulan selanjutnya unit yang diproduksi sebanyak 760 mana perkiraan biayanya,

Y = 36,75 + 1,778(760) = 1.338

Bentuk Anggaran Variabel

Anggaran variabel dapat disajikan dengan 3 macam bentuk, yakni :

1. Bentuk tabel

2. Bentuk formula

3. Bentuk grafik

Contoh :

PT Arthara menyusun anggaran variabel untuk bagian produksinya. Bagian ini menggunakan mesin-mesin sehingga satuan kegiatan yang dipilih adalah DMH (Direct Machine Hour/Jam mesin langsung). Berikut rincian biayanya dalam 1 tahun mendatang (2020),

1. Gaji pengawas dianggarkan sebesar Rp 120.000.000,00

2. Biaya penyusutan Rp 20.000.000,00

3. Biaya bahan penolong dan pembangkit tenaga atas dasar DMH (x) :

- Biaya bahan penolong à Y = 0 + 280X

- Biaya pembangkit tenaga à Y = 0 + 220X

Tahun mendatang bahan penolong direncanakan turun 5% sedangkan pembangkit tenaga naik 5%.

4. PBB tahun ini Rp 1.260.000,00 tahun depan diperkirakan naik 12,5%.

5. Gaji dan upah TKTL pada bagian ini untuk tahun depan dianggarkan Rp 42.000.000,00- pada kegiatan 100.000 DMH dan Rp 36.000.000,00 pada kegiatan 80.000 DMH.

6. Biaya pemeliharaan mesin-mesin produksi dianggarkan Rp 20.000.000,00 pada kegiatan maksimum dan Rp 17.000.000,00 pada kegiatan minimum

7. Biaya TKL yang dianggarkan 0,2 jam per 1 DMH dengan tariff rata-rata Rp 2.400,00/jam

8. Biaya bahan baku dianggarkan SUR = 1,5 kg per unit produksi dengan harga Rp 2.700,00/kg. pada anggaran 100.000 DMH produksi yang dianggarkan untuk 1 DMH sebanyak 2,5 unit

9. Biaya produksi lainnya pada tahun depan unsure tetapnya Rp 5.076.000,00 dan unsure variabelnya Rp 80,75

Buatlah anggaran variabelnya dalam bentuk formula, tabel, dan grafik!

Penyelesaian :

Perhitungan penyusunan anggaran tahun 2020 pada relevant range 80.000-100.000 DMH sebagai berikut,

1. Gaji pengawas Rp 120.000.000,00 (biaya tetap)

2. Biaya penyusutan Rp 20.000.000,00 (biaya tetap)

3. Biaya bahan penolong dan pembangkit tenaga

Biaya bahan penolong pada 3 tingkat kegiatan :

80.000 DMH à 95% x (Rp 280 x 80.000) = Rp 21.280.000,00

90.000 DMH à 95% x (Rp 280 x 90.000) = Rp 23.940.000,00

100.000 DMH à 95% x (Rp 280 x 100.000) = Rp 26.600.000,00

Biaya variabelnya à 95% x Rp 280 = Rp 266,00

Biaya pembangkit tenaga pada 3 tingkat kegiatan :

80.000 DMH = 105% x (Rp 220 x 80.000) = Rp 18.480.000,00

90.000 DMH = 105% x (Rp 220 x 90.000) = Rp 20.790.000,00

100.000 DMH = 105% x (Rp 220 x 100.000) = Rp 23.100.000

Biaya variabelnya à 105% x Rp 220 = Rp 231,00

4. PBB naik 12,5%, maka besarnya PBB untuk 2020, 112,5% x Rp 1.260.000,00 = Rp 1.417.500,00

5. Gaji dan TKTL

Pada tingkat kegiatan 100.000 DMH

Total biaya                                          = Rp 42.000.000,00

Unsur VCà100.000 x Rp 300,00      = Rp 30.000.000,00  _

Unsur FC                                               Rp 12.000.000,00

Jadi persamaan biayanya untuk Gaji dan TKTL adalah Y = 12.000.000 + 300X

Pada tingkat kegiatan 90.000 DMH besarnya biayanya = Rp 12.000.000 + (Rp 300 x 90.000) = Rp 39.000.000,00

6. Biaya pemeliharaan mesin-mesin produksi,

Pada kegiatan maksimum à 100.000 DMH = Rp 20.000.000,00

Pada kegiatan minimum à      80.000 DMH = Rp 17.000.000,00  _

                                                  20.000 DMH = Rp 3.000.000,00

Pada tingkat kegiatan 100.000 DMH

Total Biaya                                          = Rp 20.000.000,00

Unsur VC à 100.000 x Rp 150,00    = Rp 15.000.000,00  _

Unsur FC                                            = Rp 5.000.000,00

Jadi persamaan biayanya untuk pemeliharaan mesin-mesin adalah Y = 5.000.000 + 150X

Pada tingkat kegiatan 90.000 DMH besarnya biayanya = Rp 5.000.000 + (Rp 150 x 90.000) = Rp 18.500.000,00

7. Biaya TKL pada tingkat 3 kegiatan

80.000 DMH à (0,2 jam x 80.000) x Rp 2.400,00 = Rp 38.400.000,00

90.000 DMH à (0,2 jam x 90.000) x Rp 2.400,00 = Rp 43.200.000,00

100.000 DMH à (0,2 jam x 100.000) x Rp 2.400 = Rp 48.000.000,00

Y = 0,2 x 2.400X = 480X

8. Biaya bahan baku pada 3 tingkat kegiatan,

80.000 DMH à (2,5 x 1,5 x 80.000) x Rp 2.700 = Rp 810.000.000,00

90.000 DMH à (2,5 x 1,5 x 90.000) x Rp 2.700 = Rp 912.250.000,00

100.000 DMH à (2,5 x 1,5 x 100.000) x Rp 2.700 = Rp 1.012.500.00,00

Y = 2,5 x 1,5 x 2.700X = 10.125X

9. Biaya produksi lainnya pada tingkat 3 kegiatan,

80.000 DMH

FC                                           = Rp 5.076.000,00

VCà80,75 x 80.000              = Rp 6.460.000,00

Jumlah                                     = Rp 11.536.000,00

90.000 DMH

FC                                           = Rp 5.076.000,00

VCà80,75 x 90.000              = Rp 7.267.500,00 +

Jumlah                                     = Rp 12.343.500,00

100.000 DMH

FC                                           = Rp 5.076.000,00

VCà80,75 x 100.000                        = Rp 8.075.000,00 +

Jumlah                                     = Rp 13.151.000,00

Anggaran variabel bentuk formula

PT Arthara

Anggaran Variabel Bagian Produksi

Tahun 2020


 

Jadi formulasi biaya produksi PT Arthara untuk tahun 2020 adalah Y = 163.493.500 + 11.632,75X

 

Anggaran variabel bentuk tabel

PT Arthara

Anggaran Variabel Bagian Produksi

Tahun 2020

Anggaran variabel bentuk grafik 

Baca Juga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back To Top