Makna Leksikal
Makna
leksikal adalah makna kata yang didasarkan pada kata yang sesungguhnya atau
makna sebenarnya, memiliki sifat tetap dan bisa berdiri sendiri, yang berarti
tidak berhubungan dengan konteks atau terlepas dari konteks. Leksikal berasal
dari kata “leksikon” yang berarti kamus. Sehingga makna leksikal adalah makna
yang terdapat dalam kamus. Makna leksikal tidak mengandung makna tersirat di
dalamnya.
Prosedur
pemaknaan atau komponen makna leksikal adalah sebagai berikut :
- Penamaan (naming) atau penyebutan (labeling), menggunakan lambing yang berwujud satu kata berdasarkan pengalaman dan pengetahuan seseorang.
- Parafrasa, menganalisis komponen makna lebih terperinci dengan melihat deskripsinya.
- Mendefinisikan (definition), pengembangan dari parafrasa untuk menjelaskan makna agar lebih rinci.
- Mengklasifikasikan (classified), menghubungkan dengan kelas kata, kelas kata tersebut dapat berupa cirinya.
Makna
kata tidaklah tunggal, satu simbol data mewakili lebih dari satu padanan kata
yang beragam. Makna leksikal dibagi atas beberapa jenis, yakni :
Sinonim
Sinonim
adalah persamaan kata. Kata yang secara leksikon (terdapat dalam kamus) berbeda
tapi memiliki persamaan kata.
Contohnya
:
Besar
- agung
Pria
- laki-laki
Perempuan
- wanita
Antonim
Antonim
adalah lawan kata. Kata yang secara leksikon memiliki makna yang berlawanan
atau bertolak belakang.
Contohnya
:
Maju
- mundur
Panas
- dingin
Siang
- malam
Homonim
Hononim
atau persamaan bunyi, adalah kata yang secara leksikon memiliki bunyi dan bentuk
yang sama namun memiliki makna yang berbeda. Contohnya kata bulan memiliki bunyi dan bentuk yang
sama tetapi memiliki makna berbeda. Bulan dapat diartikan sebagai satelit alami
bumi. Kata bulan juga dapat diartikan sebagai satuan penanggalan.
Hiponim
Hiponim
adalah kata yang maknanya terdapat atau tercakup banyak kata didalamnya yang
sifatnya lebih umum. Kata yang memiliki
makna hiponim mewakili banyak yang yang mengakibatkan generalisasi. Contohnya
planet dapat mewakili kata lain seperti bumi, mars, venus.
Meronim
Meronim
adalah bagian atau anggota penyusun sesuatu. Meronim adalah kata yang secara
leksikon merupakan bagian yang mewakili sesuatu secara keseluruhan. Singkatnya
makna kata tersebut dapat mewakili makna lain yang lebih menyeluruh. Contohnya
gading merupakan meronim dari gajah.
Makna Gramatikal
Makna
gramatikal adalah makna yang timbul karena gramatika atau tata bahasa dalam
bahasa Indonesia. Makna gramatikal muncul setelah dihubugkan dengan kalimat.
Makna gramatikal dapat terjadi karena adanya afikasi (imbuhan), reduplikasi
(pengulangan), komposisi, pembentukan frasa, klausa, serta kalimat. Makna
gramatikal tidak dapat berdiri sendiri karena berkaitan dengan satuan bahasa
lainnya. Makna gramatikal dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yakni :
Parafrasa
Parafrasa
adalah pengungkapan kembali suatu tuturan dari sebuah tingkatan atau macam
bahasa menjadi yang lain tanpa mengubah pengertian. Secara sederhana parafrasa
adalah menyusun kembali kata-kata baru dengan mempertahankan makna aslinya..
Contohnya Jowy adalah anak tunggal. Kalimat tersebut setara dengan makna “Jowy
tidak memiliki saudara kandung”.
Entailmen
Makna
yang tercipta dari proses pembentukan yang juga hubungan dengan makna
lainnya. Suatu makna dapat menjadi
ringkasan untuk makna lain yang berhubungan. Contohnya, “Akira sekarang tidak
bekerja” sama dengan “Akira saat ini pengangguran”.
Praanggapan
Praanggapan
merupakan makna kata yang ditimbulkan dari sebuah anggapan atau asumsi.
Contohnya orang Indonesia ramah.
Kontradiksi
Makna
kata yang bertolak belakang satu dengan makna kata lainnya. Kontradiksi
menimbulkan makna kata pertentangan. Contohnya “Orang miskin itu mempunyai
rumah megah”.
Tautologi
Tautologi
adalah istilah yang merujuk pada makna yang dihasilkan bernilai ketetapan. Makna kata ini berkaitan dengan fakta dan
benar-benar sesuai keadaan sebenarnya tanpa diubah. Contohnya “Es terasa
dingin”
Inkonsistensi
Makna
kata yang tidak selaras antara analogi dengan objek yang dianalogikan.
Ketidakselarasan tersebut terjadi karena makna kata tidak sepadan atau timpang.
Contohnya “Mahasiswa lebih pintar dari anak TK”.
Anomali
Makna
kata yang menimbulkan penyimpangan karena tidak dapat diterima secara umum atau
dipandang tidak logis. Contohnya “Ayahku melahirkan”.
Ambigu
Ambigu
adalah makna kata yang mengandung multitafsir (beberapa makna). Makna yang
ditangkap antara satu orang dengan yang lain dapat berbeda arti. Makna ambigu
juga bisa disebut makna ganda. Contohnya
“Amada makan dengan ikan” kalimat tersebut dapat bermakna “Amada makan dengan
lauk ikan”, atau juga bisa bermakna “Amada makan bersama dengan ikan”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar